Jumat, 30 Mei 2014

Rindu Tak Sesalkan Air Mata


....................................................................................................................................................

Ia jatuh bergulir, membasahi tempat. Membuat muara-muara kecil tak deras lajunya. Mereka berkumpul di ujung. Menunggu detik tuk terjun bebas. Ia tangis. Ia air mata.

Rindu....Ia menahan rasa. Namun tak tahu apa yang dirasakannya. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Tak bisa terungkap. Tersimpan dalam jiwa. Hati yang menilainya. Hati yang merasakannya.

Rindu itu rasa aneh yang berkecamuk dalam jiwa. Yang tak tahu bagaimana mengobatinya. Bertemu. Itu tak mungkin. Biarlah tersebar dalam jiwa, ia nanti kan hilang dengan sendirinya. Mungkin hanya air mata yang kan mengobatinya. Tanpa menunggu waktu, saat itu. 
"Menangis karena rindu" 
....................................................................................................................................................